part 1:
Ini bukanlah cerita tentang
sebuah kekaisaran, bukan pula cerita tentang bangsawan, namu ini adalah cerita
anak sekolahan yang ku kembangkan menjadi kerajaan.
Aku mardi umur 15 tahun, anak smp
yang bentar lagi lulus, aku punya cerita, bukan cerita tentang driku, ataupun
temanku, namun cerita ini tentang orang yang setiap saat slalu ku perhatikan.
.
.
.
Suatu hari awal
dari rangkaian cerita, dia terpaku menatap meja cokelat yang ada di hadapannya.
Ia diam, bagaikan hidup di dunia yang berbeda, matanya sendu, tak menghiraukan
hiruk pikuk keadaan di sekielilingnya. Ku kira dia adalah orang yang apatis,
tapi ternyata dia berlaku seperti itu karena tak ingin menambah dosa maupun air
mata.
Di depan, tepat
di pojok kelas ada 2 orang makhluk sedang bersenda gurau, mereka terlihat
bahagia, bagaikan sebuah keluarga yang tak mendambakan orang ketiga, mereka
adalah rifqi dan aulia sepasang kekasih sempurna. Dan dia..... orang yang
selalu kuperhatikan.......tinezia novalia.
.
.
.
Jauh di dimensi
lain, aku memulai imajinasi sebuah kerajan berdiri kokoh di antara benua,
menara yang menjulang setinggi angkasa, dan kisah cinta tulus tak terbalaskan.
.
.
.
Seorang putri
dengan gaun merah muda terduduk di sebuah kursi, tangannya bekerja cepat
mengolah selembar kain dengan sebilah jarum, tusuk tusuk jahit, hanya itu yang
di lakukannya sejak 12 jam berlalu, peluh tak di hiraukannya, rasa kantukpun ia
biarkan pergi, tujuannya kini hanya satu, membuat baju hangat untuk seseorang
yang akan pergi diantara tumpukan salju. Sebelum terlambat ia harus
bergegas....
.
.
.
“pelayan, dimana
hadiahku untuk pangeran rifqi?” tanya seorang putri bergaun putih. “hadiah yang
mana tuan putri?” tanya balik si pelayan. “itu sebuah kotak berbungkus marron
yang isinya sepotong baju hangat” ucap sang putri itu, bernama putri aulia.
“oh, maaf tuan putri, sepertinya baju itu sedang dicuci, ku kira itu baju lama,
sehingga aku memisahkannya dari kotak itu, maafkan aku tuan putri!” jelas si
pelayan. “oh yatuhan bagaimana ini?, pangerang sebentar lagi akan pergi” keluh
putri aulia “maafkan aku tuan putri” mohon si pelayan lagi. “ya sudah aku
maafkan kamu sekarang kamu keluar, aku ingin mengistirahatkan jiwaku” titah
putri aulia. “baik, tuan putri” pelayan itu lalu keluar dari ruangan sang
putri.
Dari luar terdengar
suara tangisan, sang pelayan yang baru saja membuat kesalahan mendadak lunglai
dan terduduk. Ia meratapi kesalahan terhadap tuan putri yang di kaguminya.
Dari sudut
lorong terdengar langkah kecil seseorang, si pelayan mendongak, matanya melihat
seorang putri bergaun merah muda mendekati dirinya. “ada apa ini?, kenapa putri
aulia menangis?” tanya sang putri, “maaf putri inez, sebenarnya itu karena
kesalahanku, maafkan aku putri!” jawab pelayan. “baiklah aku akan masuk,
sebaiknya kau istirahat saja dulu” ucap putri inez. “baik!” jawab pelayan.
.
.
.
Kriet....,
kakinya yang tertutup gaun melangkah halus di atas permadani, tatapan sendunya
terjatuh di tumpukan gaun putih, tangannya bergerak mengelus helaian hitam dari
mahkota sang putri yang sedang menangis, tiba tiba cristal onixs muncul menatap
sang pelaku pengelusan. Keduanya sama sama terpaku beberapa detik...
“kenapa kamu
menangis?” tanya putri inez. Sejenak diam “aku.....baju yang krajut.....untuknya
telah di cuci oleh pelayan......dan dia sebentar lagi akan.....pergi.....”jawab
putri aulia tersedu. Terkejut, putri inez tak bisa berkata kata. Akhirnya setelah
beberapa lama, tangannya bergerak meraih kotak biru yang dibawanya tadi dan
mengambil isinya.
“ini....” di sodorkannya sepotong baju hagat kepada putri
aulia. “kenapa?” putri aulia heran, “ ini untukmu, berikan padanya atas namamu”
ucap putri inez. “tapi ini punyamu” bantah putri aulia. “sekarang ini bukanlah
milikku, ataupun milikmu, ini adalah miliknya, cepat bergegaslah....” jelas
putri inez. “terima kasih, terima kasih banyak” ucap putri aulia. Beberapa detik
kemudian hanya seorang putri yang bertahan diruangan itu.
.
.
.
.
.
.
‘puk’, “ouch”, “kau
melamun Mardi, lakukan sekali lagi dan keluar dari kelas ini” omel seorang
guru. “ba-baik bu, maafkan aku” ucap si pemilik cerita.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC....
Admin: Mardiana Diana
Daebaek Mardi ! Mantap:)
BalasHapusPunya aku gk dikomen Wid?
Hapus#Comate
lanjutin yaaaaa,part keduannya
BalasHapus