Pangkalan Bun, kota kecil penuh dengan
orang-orang yang sulit dipahami oleh diri-ku.
Kota ini mempunyai hutan yang lumayan
rindang dan luas. Kota ini juga masih agak tertinggal. Meski begitu, beberapa
sekolah di sini lumayan bagus karena
sekolah terseebut dapat meraih banyak juara pada saat lomba tingkat provinsi.
Kehidupan di sini lumayan nyaman
sampai suatu hari ada orang yang membakar hutan-hutan di sini. Ini tidak
seperti kabakaran biasa yang hanya membakar 1 hutan/daerah saja, tetapi
kebakaran ini dilakukan berkali-kali dalam waktu dekat dan dilakukan di
berbagai tempat yang berbeda ditambah lagi dengan api yang tertiup oleh angin
yang membuat api lebih berkobar.
Kabut asap pun melanda kota ini selama
± 2 bulan. Kabut asap ini tidak seperti kabut asap yang dulu. Kabut asap ini
sangat tebal dan berlangsung hampir 24 jam. Jarak pandang terjauh pada kabut
asap tertebal dalam pristiwa kabut asap ini adalah ± 1 meter. Pristiwa ini juga
mengakibatkan kematian kepada anak-anak di bawah umur dan orang-orang lanjut
usia, beberapa kecelakaan, libur panjang bagi siswa-siswa di daerah ini, dan
juga mengacaukan jadwal penerbangan pesawat di daerah ini.
Yang aneh dari daerah ini adalah
sebagai berikut:
1. Masih adanya orang yang membakar
sampah
2. Masih adanya orang yang merokok
3. Masih adanya orang yang tidak mau
menggunakan masker
4. Masih adanya orang yang melakukan
kegiatan jalan pagi ataupun berolahraga di luar rumah pada saat kabut asap yang
sangat tebal
5. Adanya pembakar-pembakar hutan yang
baru
Pertanyaan
ku adalah :
1. Bukannya asap di daerah ini sudah
cukup banyak kabut asap? (bagi para perokok beserta pera pembakar sampah)
2. Bukannya sudah cukup banyak hutan yang
sudah kalian bakar? (bagi para pembakar hutan)
3. Bagaimana jika hewan-hewan yang
habitatnya terbakar menyerang perkebunan yang kalian buka bahkan pemukiman?
(bagi para pembakar)
4. Apakah kalian ingin terkena ispa?
(bagi orang yang tidak ingin menggunakan masker beserta para orang yang masih
berolahraga pagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar