Part 2
Tujuh tahun
telah berlalu, dan inilah Aku sekarang, Alexander Nortwell. Kini usiaku telah
menginjak 17 tahun, dan aku tetap sama seperti dahulu, tak ada sahabat yang
dapat menemani hari-hariku. Ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi ini adalah
awal dari kisah hidupku.
Aku
sekarang sadar, tidak selamanya aku hidup sendiri. Kini telah ada nenek yang
selama ini telah merawatku penuh dengan rasa kasih sayang. Tidak seperti masa
laluku yang dipenuhi dengan kesuraman.
Sering
kali aku befikir, banyak orang yang mengira di dalam hutan ini terdapat hal-hal
gaib. Tapi, selama aku hidup di sini tidak terjadi apapun kepadaku. Buktinya,
Aku masih hidup sampai sekarang ini. Malah aku suka tinggal disini, serasa hutan Sihir adalah
rumahku sendiri.
“Alex, ayo makan !” teriak Nenek
kepadaku.
“Iya Nek !” sahutku.
Aku
bergegas pergi dari sungai ini, tapi ada sesuatu hal yang terlintas dipikiranku,
membuatku mengurungkan niat ini.
“Benda apa itu ?” gumamku.
Tiba-tiba Aku melihat sebuah benda
yang mengapung di aliran sungai. Karena rasa penasaran, aku berniat untuk
mengambil benda aneh itu.
“byur...”
Dengan badan yang terhempas masuk
kedalam sungai, aku berenang mengikuti aliran yang deras ini.
“Sedikit lagi, sedikit lagi !”
gumamku.
Aku hampir berhasil meraih benda
ini, namun karena derasnya sungai, benda ini semakin menjauh dariku.
“Sedikit lagi, sedikit lagi !”
gumamku lagi.
Karena usaha yang keras, akhirnya
aku berhasil mendapatkan benda ini. Tak kusangka, benda yang aku kira aneh ini
adalah sebuah bendera.
“Oh... Ternyata benda aneh ini
adalah sebuah bendera” kataku.
Sempat aku melupakannya, aku masih
berada di dalam sungai. Aku bergegas berenang meneju ketepian, tapi ini sudah
terlambat. Kakiku terasa lebih rendah daripada badanku, ternyata aku berada
tepat di air terjun.
“Tolong...tolong...tolong...”
teriakku keras.
Kupejamkan mataku perlahan, untuk
menghilangkan rasa takut yang selama ini kumiliki. Aku tidak dapat melihat kelanjutannya, karena
aku tak sanggup melihat akhir yang tragis ini.
Satu
menit telah berlalu. Tapi, dari tadi aku tak merasakan apapun. Badanku tak
terhempas kebawah air terjun.
“Mengapa dari tadi aku tidak jatuh?
Apakah aku harus membuka mataku ?” tanyaku dalam hati.
Karena rasa takut yang masih
menghantui, kubuka mataku dengan perlahan-lahan.
“Aaaapa....?!” tanyaku kaget.
Apa yang terjadi dengan diriku?
Tubuhku ternyata tidak jatuh kebawah, tapi malah melayang di udara.
“Mengapa tubuhku bisa melayang
begini?? Tolong...tolong...tolong...” teriakku.
Aku tak percaya, tubuhku dengan
perlahan menuju ketepian dengan sendirinya. “Hup..” aku mendarat dengan selamat.
“Apa yang terjadi denganku?”
pikirku.
“Kamu tidak apa-apa nak?” tanya
Madam Heni yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.
“Nnnne...Nenek? Apa nenek yang telah
menyelamatkanku ?” tanyaku.
“Sudah nenek bilang, kamu harus
pulang tepat waktu.” marah sang nenek.
“Tapi nek...” belum sempat
menyelesaikan kalimatku, nenek meyuruhku untuk pulang ke rumah.
“Sudah, ayo cepat !” perintah Nenek.
Bendera yang telah ditemukan tadi,
aku simpan dikantong celana. Aku dan Nenek pun berjalan pulang menuju rumah.
Rumah yang selama ini menjadi tempatku berlindung.
Sesampainya
dirumah, aku segera mengganti pakaian. Saat sedang memasukan tangan kedalam
saku, bendera yang kutemukan tadi terjatuh. “Bendera ini?” tanyaku dalam hati.
“Apakah aku harus menanyakan pada nenek?” tanyaku lagi. Namun, aku
menghiraukannya dan bergegas mandi.
Beberapa
menit kemudian aku pergi ke meja makan. Ternyata nenek sudah menungguku disana.
“Wah...Ini semua kan makanan
kesukaanku, terima kasih ya Nek.” Ucapku.
“Iya, sama-sama. Makan yang banyak
ya !” pinta nenek.
Tanpa menghiraukan kata-kata nenek,
aku langsung saja menyantap semua makanan yang ada di meja makan ini.
Setelah
semua makanan di meja makan habis, aku tak lupa menanyakan semua hal yang
kualami tadi.
“Ne...nek? Apa aku boleh menanyakan sesuatu?” tanyaku dengan penuh ragu.
“Iya, boleh! Memang hal apa yang ingin kamu tanyakan?”
jawab nenek.
Tak tahu harus berkata apa, aku
langsung buru-buru pergi ke kamar dan meninggalkan nenek yang masih duduk
disana.
“Dimana ? Dimana ? Dimana ? Dimana
benda itu ?“ ucapku bingung.
Aku tidak tahu dimana aku meletakkan
bendera itu tadi. Aku sudah mencari bendera itu kesemua sudut ruangan. Tak
terasa, aku menginjak seutas tali dilantai. Setelah aku melihatnya, ternyata
bendara itu berada dibawah tempat tidurku.
“Oh...ini dia, apa mungkin bendera
ini jatuh dari atas meja ?” gumamku.
“Benda apa ini ?”
Bersambung...
Admin: Bullah
Benda apa? Next!
BalasHapusTunggu part selanjutnya...
HapusNext
BalasHapusKotak nya gmn? Next lebih pjg lg!
BalasHapus